Minggu, 07 April 2013

Peran Indonesia dalam Bidang Ilmu Pengetahuan pada tahun 1012


KOMPAS.com — Apa yang membuat Indonesia bisa dikatakan "wow"? apa yang membuat Indonesia mengagumkan? Salah satunya adalah temuan, inovasi, ataupun keterlibatan ilmuwan Indonesia dalam penelitian yang hasilnya diakui dunia internasional. 
Tahun 2012 kemarin, beberapa ilmuwan Indonesia berhasil memberikan sumbangan terbaik dalam ilmu pengetahuan. Setidaknya, ada empat temuan, inovasi, dan keterlibatan ilmuwan Indonesia yang membanggakan. Apa saja?

Astronom Indonesia yang sempat berkarya lebih dari 10 tahun di Max Planck Institute for Astronomy, Heidelberg, Jerman, Johny Setiawan, menemukan tata surya tertua, berusia 12,8 miliar tahun, hanya 900 juta tahun lebih muda dari Big Bang.
Induk tata surya tersebut adalah bintang bernama HIP 11952 atau Sannatana (bahasa Sansekerta, berarti purba). Tata surya tersebut diketahui memiliki dua planet, masing-masing dinamai HIP 11952 b dan HIP 11952 c. Kedua planet adalah jenis planet gas raksasa.
Tata surya ini bisa dikatakan anomali. Kandungan logam pada bintang induk tata surya ini hanya 1 persen kandungan logam Matahari. Anggapan selama ini hanya bintang dengan kandungan logam tinggi yang bisa memiliki planet. Temuan ini menunjukkan planet yang mengorbit bintang miskin logam mungkin umum.

UAV terbesar di Asia, Josaphat Laboratory Large Scale Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX-1), berhasil dikembangkan oleh ilmuwan Indonesia, Josaphat tetuko Sri Sumantyo. Pengembangan dilakukan di Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL), Chiba University, Jepang.
JX-1 memiliki keunggulan sebab ukurannya sebesar 6 meter dan punya payload sensor hingga 30 kg. Ruang besar pada UAV dipersiapkan untuk menampung beragam macam sensor. JX-1 juga unggul sebab dirancang tembus gelombang mikro dengan material badan pesawat berkarakteristik mendekati udara.
UAV ini berhasil diterbangkan perdana pada 7 Juni 2012 di Fujikawa Airfield. UAV ini nantinya akan menjadi tulang punggung riset penginderaan jauh. Malaysia dan Jepang sudah meminati teknologi ini.

Salah satu lompatan terbesar dalam fisika partikel pada tahun 2012 adalah penemuan partikel yang "mirip" Higgs Boson (partikel Tuhan). Penemuan oleh Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) ini diumumkan pada 4 Juli 2012 di Jenewa, Swiss. 
Ilmuwan Indonesia, Suharyo Sumowidagdo, ternyata juga terlibat perburuan Higgs Boson. Ia terlibat dalam pengoperasian dan pemeliharaan detektor muon pada eksperimen Compact Muon Solenoid (CMS), salah satu eksperimen CERN untuk membuktikan eksistensi Higgs Boson.
Haryo adalah satu di antara segelintir fisikawan Indonesia yang menekuni fisika eksperimental. Lain dengan fisika teoretik, fisika eksperimental berupaya mencari keberadaan suatu partikel yang sudah dirumuskan dalam suatu teori.

Indonesia punya prestasi dalam pembiakan badak Sumatera pada tahun 2012. Badak Sumatera bernama Andatu akhirnya berhasil dilahirkan dari pasangan badak jantan asal Kebun Binatang Cincinati, Andalas, dan badak Sumatera betina di Lampung, Ratu.
Keberhasilan pembiakan badak Sumatera telah ditunggu dunia selama 124 tahun. Badak Andalas selanjutnya akan dikawinkan lagi dengan dua badak betina lainnya. Keberhasilan konservasi badak Jawa selanjutnya ditunggu.

Hasil studi Murray Coz dari Massey university di Selandia Baru mengungkap bahwa perempuan Indonesia adalah nenek moyang penduduk Madagaskar. Studi dipublikasikan di jurnal Proceeding of the Royal Society B, 21 Maret 2012.
Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil studi DNA dari 2.745 orang Indonesia dari 12 kepulauan serta 266 etnis Malagasi. Data dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Indonesia turut mendukung studi ini.
Sejak lama, Indonesia diduga memiliki keterkaitan dengan Madagaskar. Dari sisi bahasa, bahasa Madagaskar mirip dengan bahasa Dayak Ma'anyan. Temuan ini membuat proses kolonisasi Madagaskar perlu dipikirkan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar